Monday, September 19, 2011

Ta'akid Tarbawi Untuk Para Murabbi


Berikut ana petik 1 dari 10 pages pesanan Syeikh Jum’ah Amin Abdul Aziz
Naib Mursyid Am Ikhwanul Muslimin. Ini kali pertama beliau dapat keluar dari bumi Mesir dan kali pertama dalam hidupnya ke Nusantara. Ini hanya selepas berakhirnya revolisi mesir baru baru ini yg berjaya mengembalikan Regim Zalim/kuku besi kepada kehinan setelah 60 tahun berkuasa. Peringatan ini disampaikan beliau semasa lawatan beliau ke Nusantara beberapa bulan lepas...pesanan beliau ini telah di terjemahkan oleh ikhwah seberang.
Pesanan yg hidup dan amat menyentuh bila dibaca terutamanya dalam bulan ramadhan ini sebagai bulan TARBIAH. Pesanan ini sangat berharga kepada para dai'e dan murabbi.

Ana masih ingat kata seorang akh.."Alangkah hinanya bangsa Mesir yang punyai tamadun 9 ribu tahun tetapi hari ini mereka tidak dapat tentukan apa yg mereka akan makan pada esoknya". Dalam Utube anda boleh lihat kali Pertama Syeikh Qardhawi membaca khutbah Jumaat di Altahrirl Square setelah berpuluh tahun terbuang dan tidak dapat kembali bumi Mesir tanah kelahirannya. Qardhawi menyifatkan..."hari ini seperti Fathul Makkah". Dalam uTube juga anda juga boleh lihat lagu2 hit (sekarang) nyanyian oleh artis mereka Hamza Namira yang membangkitkan kembali semangat Mesir dan dengan terangan menempelak Israil. Betapa dunia ini hanya bisa berubah dengan tarbiah Imaniah.

Pesan Kepada Murabbi
Dewasa ini kita hidup di masyarakat materialisitis. Tentu ini tentangan yang tidak mudah untuk tetap menjaga orientasi dakwah kita. Dan itulah tugas murabbi. Mereka penjaga dakwah. Yang menjaga fikrah jama’ah ini agar tidak salah, keliru, dan menyimpang. Kalian para murabbi harus menjaga uslub dakwah dengan hikmah dan mauizah hasanah. Kalian menjaga jama’ah agar tidak lemah. Kalian mewarisi semangat “sampaikan dariku, walau satu ayat” yang diwasiatkan Rasulullah saw.

Jadi, tugas kalian, para murabbi, adalah mewariskan dakwah ini dengan segala tsabatnya kepada generasi sesudah kalian. Dan ingatlah, nasihat wajib bagi yang menasihati dan tidak wajib bagi yang dinasihati. Jangan sampai kalian merahasiakan nasihat yang kalian berikan kepada orang lain.Titik tolak kita dalam tarbiyah adalah ibadah. Bukan budaya. Pemahaman terhadap la ilaha illallah hadharah kita adalah hadharah hari akhir. Hadharah kita adalah ketika kalian bertemu dengan Tuhan kalian. Semua gerakan kita harus untuk beribadah kepada Allah. Harus kalian bedakan antara tajammu’ (kerumunan) dan jama’ah (perkumpulan). Jama’ah adalah salah satu tsawabit kita. Kita tidak bisa mentarbiyah dengan baik tanpa usrah. Ini adalah tsawabit. kelemahan naqib tidak membuat kita melemahkan jama’ah. Kita harus kuatkan naqib.
Tarbiyah imaniyah adalah wahana dimana kita mentarbiyah kita. Ada banyak tarbiyah, model, kegiatan: ada siyasiyyah, ijtimaiyah, istishadiyah. Tapi, yang utama adalah tarbiyah imaniyah. Inilah titik tolak kita.

Rasulullah saw. bersabda, atas diri kalian, isteri kalian punya hak, jasad kalian punya hak. Masing-masing punya hak. Hendaknya kalian memenuhi hak-hak tersebut secara proposional. Tidak berlebihan dan tidak mengurangi. Harus tawazun. Tidak hanya fokus pada sisi tertentu saja. Bahkan, tidak boleh berkutat pada diri sendiri. Harus bergaul dengan orang lain. Itu tugas kalian: bergaul dengan masyarakat dengan akhlak mulia kalian. Jangan berkumpul hanya dengan sesama ikhwah saja. Saat pemilu di Mesir, semua kader mengetuk pintu rumah masyarakat. Sehingga disebut “tahun ketuk pintu”.
Berdakwah juga bukan hanya kepada sesama muslim, bahkan ashalah dakwah adalah kepada non-muslimin. Rasulullah saw. pun bergaul dengan orang-orang musyrik. Ikhwah punya program kursus bahasa Arab untuk orang asing non-muslim. Kita berdakwah kepada non-muslim agar syubuhat tentang Islam dapat kita hilangkan. Kami katakan kepada mereka, “Dengarlah dari kami, jangan dengar tentang kami (dari orang lain).” Itulah keterbukaan yang kami lakukan kepada semua komponen masyarakat. Hasilnya, Rafiq Habid, seorang Kristen Koptik membela dan membantu ikhwah di Mesir. Karena jasanya, ia kini diangkat jadi Ketua Dua di Partai Kebebasan dan Keadilan yang kami dirikan.
Landasan kita dalam keterbukaan dan kebebasan adalah perkataan Imam Al-Banna, kam minnaa wa laisuu fiinaa wa kam fiinaa wa laisuu minna, berapa banyak orang bersama kita tapi mereka bukan bagian dari kita, dan berapa banyak orang bagian dari kita tapi mereka tidak bersama kita.

Saya katakan bahwa definisi tarbiyah adalah menyampaikan sesuatu menuju pada kesempurnaan, dan memindahkan generasi lama menuju generasi selanjutnya. Dengan demikian ada kesinambungan dalam tarbiyah.Dan ingatlah, tarbiyah dengan kekuatan dan kekerasan tidak memberikan pengaruh. Kita melakukan dengan kelembutan. Seorang murabbi harus mampu menggerakkan akal dan jasadnya untuk dapat mengubah dirinya secara akhlaqi. Ingat, dalam tarbiyah kalian menyampaikan ajaran akhlaq dan adab.Tapi, para murabbi juga harus menyampaikan tabiyah secara gamblang, bahwa ada tanggung jawab individual. Oleh karena itu sebagai murabbi, kalian harus dapat menumbuhkan tanggung jawab kepada setiap madh’u kalian dengan wasail wijdaniyah dan memberi arahan pelaksanaan kewajiban menuju kecintaan menunaikan kewajiban.

Yang terakhir, manfaatkan waktu semaksimal mungkin karena waktu merupakan kesempatan yang sangat berharga. Kami ingin seorang murabbi memiliki perasaan izzah bahwa ia sedang melaksanaan sunnah nabi. Itulah yang membedakan antara tabriyah menurut Ikhwanul Muslimin dan jamaah lainnya. Tarbiyah pada jamaah lainnya hanya mengedepankan tranformasi ilmu, sementara jamaah Ikhwanul Muslimin memperhatikan perbaikan individu, baik secara perilaku, akhlak, dan ruhi.Jadi, point penting yang harus kalian garis adalah tarbiyah menurut jama’ah kita adalah membentuk orang, tidak hanya menjadi sosok yang shalih, namun juga menjadi sosok yang muslih.

No comments:

Post a Comment